Monday, December 27, 2010

Politik Bola Dari TM, Tuanku, SBY dan Najib Reaksi 3-0 Malaysia Bantai Indonesia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (c) MSN
Presiden SBY begitu bersemangat dan fanatik menyokong tim bolasepak Indonesia. Manakala Tuanku Sultan Ahmad Shah adalah sumber inspirasi tim bolasepak Malaysia.

Membicarakan style gaya politik pemimpin tidak semestinya kita study gelagat politik mereka sahaja namun keputusan perlawanan bola sepak boleh memberi kesan kepada pemimpin dan apa yang mereka akan katakan untuk menaik moral semangat negara.

Kehadiran lebih 95,000 penonton ke Stadium Bukit Jalil pada perlawanan leg Final pertama AFF Suzuki Cup dengan kibaran puluhan ribu bendera Malaysia dan T-shirt pemain bolasepak negara telah mengharukan TPM Muhyiddin Yassin kerana semangat 1Malaysia begitu ditonjolkan.

Tiga hari sebelum pertandingan, Tengku Mahkota Pahang (TM), Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah telah melaungkan kenyataan yang pada WZWH berdaulat bahawa Malaysia boleh memenangi 3-0 ke atas Indonesia. Walaupun WZWH ada juga rasa was-was sebab TM baru keluar dari hospital mungkin kenyataan itu tidak sihat lagi.

Bila WZWH nampak Tuanku Sultan Pahang turun ke padang pada masa separuh ke dua, ekoran insiden protes tembakan laser, WZWH dapat merasakan Daulat Tuanku Sultan sudah mari! Orang nak kata WZWH superstitious ke , moron ke WZWH tidak peduli, WZWH tahu kelebihan Raja WZWH.

Tuanku Sultan Pahang mengingatkan pemain Malaysia semasa main final leg ke-dua di Jakarta nanti perlu main menyerang, skor banyak gol yang boleh, jangan leka...Malaysia boleh 3x dan terimakasih kepada pemain Malaysia dan semangat penonton Malaysia.

Tetapi yang lebih menarik dan mengkagumi WZWH ialah kenyataan Bapak Presiden Indonesia, SBY...

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pendukung timnas Indonesia bersikap sportif, tidak seperti pendukung timnas Malaysia yang mengganggu pemain lawan dengan laser.

"Dan kalau jadi suporter jangan seperti Malaysia kita tunjukkan kita bangsa yang sportif," kata Kepala Negara yang menyaksikan pertandingan tersebut dari kediaman pribadinya di Puri Cikeas, Bogor, Minggu malam.

Presiden meminta Indonesia menjadi bangsa yang sportif dan tetap dalam semangat persaudaraan serta gigih berjuang.

"Saya minta suporter Indonesia jangan ikut-ikutan (Malaysia)," katanya. Mengenai kekalahan timnas Indonesia 0-3 oleh Malaysia di putaran pertama final Piala AFF, Presiden meminta para pemain dan publik Indonesia untuk tidak patah semangat.

"Kita tidak boleh putus harapan tidak boleh patah semangat dan jangan saling menyalahkan. Saya yakin timnas kita juga berjuang untuk mencapai kemenangan," katanya.

Menurut Presiden, masih ada pertandingan di Indonesia pada 29 Desember mendatang. "Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda," katanya. Presiden meminta agar seluruh rakyat Indonesia tetap berdoa untuk keberhasilan timnas.

Sementara itu selama pertandingan putaran pertama final Indonesia melawan Malaysia beberapa kali laser yang dibawa oleh para penonton Malaysia memang ditujukan ke arah para pemain Indonesia, salah satunya kiper tim nasional Markus Haris.

Sinar tersebut cukup mengganggu pandangan dan konsentrasi para pemain. Timnas Vietnam yang melawan Malaysia di semifinal juga sempat memprotes gangguan laser dari para penonton Malaysia.

WZWH difahamkan DS Najib cukup berhati-hati mengeluarkan kenyataan takut menyinggung perasaan rakan sejawatan akrab negara jiran. Bapak SBY dikatakan menelefon pengurus PSSI di Stadium Bukit Jalil dari kediamannya di Bogor semasa insiden protes laser terhentinya perlawanan selama 6 minit dan memo bantahan dikeluarkan oleh Kementerian Sukan Indonesia.

Apa-apa pun WZWH kagum dengan analisa profesional dari mantan pengurus PSSI...

Kegagalan Timnas Indonesia meraih angka dengan kalah 0-3 atas Malaysia pada pertandingan pertama final AFF Suzuki Cup 2010 di Kuala Lumpur pada Minggu malam sebagai akibat politisasi yang dilakukan pengurus PSSI, kata pengamat sepak bola Eddy Elison.

"Dengan melihat cara Timnas bermain dan juga mental para pemain di final leg pertama itu, jelas kekalahan ini akibat politisasi yang dilakukan pengurus PSSI yang terlalu menaruh harapan besar tanpa melihat kondisi yang sebenarnya," ujar Eddy Elison di Jakarta, Minggu.

Eddy yang mantan pengurus PSSI itu mengatakan pengurus PSSI demikian terlena dengan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai Timnas di babak penyisihan grup hingga semifinal dan terlalu banyak mengklaim hal-hal yang hanya bersifat menguntungkan PSSI secara sepihak.

Hal itu juga menyebabkan PSSI banyak membuat acara untuk Timnas seperti acara-acara seremonial dengan mengabaikan pembinaan mental pemain dan tidak memberikan fokus kepada pemain untuk mempersiapkan diri secara maksimal.

Eddy Elison menambahkan para pemain Timnas belum cukup mental untuk menghadapi laga final dan pembinaan mental dan teknis merupakan salah satu kelemahan yang selama ini terjadi di PSSI dalam cara mempersiapkan tim.

"Pemain tidak perlu dibawa-bawa menghadiri berbagai macam acara, terpenting adalah bagaimana menyiapkan mental mereka. Baru saja mendapatkan kerikil kecil oleh gangguan sinar laser seperti sudah tidak berdaya."

"Saya tidak menentang acara pemanjatan doa, saya tidak menentang acara istighosah, dan saya tidak menentang pertemuan pemain dengan pejabat, tapi untuk sebuah Timnas yang jauh lebih penting adalah berikan mereka konsentrasi penuh mempersiapkan teknik dan mental," ujarnya.

Lebih dari itu, aspek politisasi demikian mencolok ketika PSSI menyinggung asal muasal dana yang selama ini `menghidupi` PSSI. Dan di sisi lain, Nurdin mengatakan skuad Timnas yang ada sekarang adalah merupakan hasil dari kompetisi Liga Super Indonesia yang dikelola PSSI sejak beberapa tahun lalu.

Eddy juga menyoroti peranan media-media elektronik (televisi) yang terlalu mengeksploitir para pemain, padahal skuad Timnas belum benar-benar teruji apalagi ketika ditambah pemain baru yang belum mengenal betul karakter dan atmosfer kompetisi di Tanah Air.

Diingatkannya bahwa kemenangan-kemenangan besar yang dicapai di babak penyisihan hingga lolos ke final tidaklah bisa dijadikan ukuran kekuatan Timnas yang sesungguhnya dan sistem pembinaan di PSSI benar-benar harus dirombak total, termasuk kepengurusannya.

"Malaysia, Thailand, maupun Vietnam, mereka baru saja tampil di Asian Games Guangzhou. Mereka sedang kelelahan dan banyak yang cedera, dan Malaysia berhasil melakukan pemulihan."

"Saya kira sudah saatnya Nurdin Halid meletakkan jabatannya karena secara fundamental benar-benar sudah gagal dalam memajukan sepakbola di Tanah Air," kata Eddy Elison.

WZWH kira oleh kerana Bapak SBY begitu bersemangat ini akan membakar semangat juang pemain dan penyokong Indonesia. Oleh kerana Indonesia belum menjuarai lagi sebarang AFF Suzuki Cup maka Indonesia tetap akan mencuba tidak kira apa-apa kos baik dari segi teknikal, mental, wang dan magic! 

WZWH tidak takut kepada magic Indonesia sebab WZWH lebih percaya Daulat Tuanku Sultan Ahmad Shah akan menawarkannya...dengan izin kuasa dan iradat Allah.

Jika Malaysia menang dalam pertandingan final leg ke dua AFF Suzuki Cup di Jakarta dan dinobatkan sebagai juara baru dan pertama kali buat Malaysia, WZWH percaya Tuanku Sultan Pahang akan mengurnia darjah bintang kebesaran Dato' kepada K. Rajagopal coach tim bolasepak Malaysia.

1 comment:

chenerong ular said...

Nasin sotong tu dah mati, lau tidak, tekaan dia pun tepat juga.

EKSPEDISI MAHKOTA Mudik Sungai Pahang 2024